Press ESC to close

Indonesia Research Summit 2024, Cara Editage Dorong Riset Indonesia Unggul Mendunia 

Peran penelitian dan publikasi ilmiah bereputasi internasional menjadi sangat strategis untuk mendorong Indonesia menjadi salah satu pusat penelitian unggul dunia. Pertumbuhan publikasi ilmiah bereputasi internasional dari perguruan tinggi dan lembaga penelitian perlu ditingkatkan dari sisi kuantitas dan kualitas. Hal ini diharapkan mampu memberikan dampak pada upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi demi kemajuan sebuah bangsa dan bersumbangsih bagi peradaban.  

Berkaca pada kebutuhan tersebut, Editage yang merupakan bagian dari Cactus Communications, menyelenggarakan ‘Indonesia Research Summit 2024’ yang bertujuan untuk mendukung posisi Indonesia dalam memperkuat penelitian dan inovasi di tingkat global. Agenda Indonesia Research Summit 2024 ini sukses digelar di dua tempat yakni Grha Shaba Pramana Universitas Gajah Mada, Yogyakarta (26/2/2024) dan Ritz Charlton Hotel Mega Kuningan, Jakarta (29/2/2024). Indonesia Research Summit yang diinisiasi oleh Editage ini menghadirkan para akademisi dari lebih 20 Universitas terbaik dan ternama di Indonesia. 

Publikasi riset ilmiah di Indonesia saat ini sudah sangat luar biasa dalam hal jumlah yang dihasilkan oleh Perguruan Tinggi. Namun, kualitas publikasi masih sangat perlu ditingkatkan. Penting untuk memastikan jurnal tempat kita mempublikasi riset ilmiah memiliki kualitas baik sehingga reputasi perguruan tinggi di Indonesia dan para dosen bisa ditingkatkan ke kancah global,” tutur Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kemendikbud Ristek, Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC, Ph.D. di Jakarta, Kamis (29/2/2024). Lebih lanjut ia menekankan bahwa pemerintah harus terus berperan dalam memperkuat publikasi dan mendorong riset kolaborasi baik antar perguruan tinggi Indonesia dengan perguruan tinggi di luar negeri. 

Keynote speech dari Dirjen DIKTI Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC, Ph.D

Indonesia Research Summit, 2024 mengangkat tema “Dampak Penelitian Universitas di Kancah Global.” Para panelis menekankan pentingnya meningkatkan reputasi universitas guna menarik talenta terbaik dan meningkatkan minat investor. Diskusi ini juga mendorong terus meningkatnya kualitas akademik, hasil penelitian, dan inovasi, sebagai bagian dari strategi untuk memajukan lanskap akademik Indonesia. Dengan membangun sumber daya manusia terbaik, hal tersebut mampu meningkatkan nilai Indonesia dalam mendorong ekosistem penelitian yang kuat yang disertai berbagai inovasi. 

“Kami mengakui pentingnya pengembangan sumber daya manusia, oleh karena itu, kami telah merancang skema untuk mendukung para ahli di bidang sains dan teknologi,” ujar Deputi Bidang Fasilitasi Riset dan Inovasi BRIN, Prof. Agus Haryono, M.Si. Agus menekankan bahwa BRIN terus menciptakan akses yang lebih luas dalam mengembangkan platform terbuka yang dapat diakses oleh peneliti dari berbagai institusi. “Melalui upaya ini, kami berharap dapat membentuk ekosistem yang kuat untuk mendukung riset dan inovasi, menciptakan landasan yang berkelanjutan bagi kemajuan ilmiah di negara ini,” ujarnya. 

Diskusi ini juga memantik diskusi bahwa penelitian tidak hanya merupakan upaya eksplorasi dan penulisan semata, tetapi sebuah komitmen untuk menciptakan dampak positif dalam masyarakat. Hal ini diutarakan oleh Ketua Program Studi Doktor FKKMK, Universitas Gadjah Mada Prof. Dr. Adi Utarini. “Hasil penelitian dirancang tidak hanya untuk dipublikasikan, tetapi juga untuk disebarluaskan dan dikomunikasikan secara efektif tepat dan efisien, sehingga mampu memberikan manfaat maksimal kepada berbagai pihak,” paparnya. 

Sementara itu, Wakil Rektor Riset & Alih Teknologi Binus University, Prof. Dr. Juneman Abraham, S. Psi., M. Si menekankan pentingnya ekosistem budaya riset yang sehat. Menurutnya, indikator performa seyogyanya memiliki peranan penting, namun perlu dibangun ekosistem yang kuat yang tidak hanya sekedar mengejar Jumlah publikasi, tapi memperkaya budaya riset yang ada. Ia juga mengkritisi bahwa para peneliti tidak boleh menjadi menara gading ilmu pengetahuan.  

“Hal ini penting karena indeks yang hanya memperhitungkan kuantitas tidak selalu berbading lurus dengan kualitas peneliti. Penting untuk menyadari bahwa Bahasa Inggris bukanlah satu-satunya bahasa utama dalam riset; bahasa lokal juga perlu diperhatikan agar riset dapat dinikmati oleh masyarakat setempat,” jabarnya.  

Ruchi Chauhan, Global Head of Marketing Editage menyatakan, agenda Indonesia Research 2024, yang digagas oleh Editage adalah upaya untuk terus mengidentifikasi kendala yang dialami oleh para peneliti, seperti dalam hal pendanaan dan bahasa. Melalui forum ini Editage berupaya menjembatani berbagai permasalahan serta berupaya menghadirkan berbagai solusi dan alternatif agar penelitian di Indonesia terus produktif. Editage memberikan kualitas terbaik untuk berkolaborasi dengan para peneliti, universitas, dan institusi di Indonesia dalam meningkatkan diseminasi publikasi penelitian akademis. “Lewat layanan kami yang komprehensif, kami bertekad memberdayakan akademisi agar dapat terus menghasilkan penelitian berkualitas tinggi dan berkontribusi terhadap kemajuan ilmu pengetahuan. Kami berharap dapat memperkuat sinergi kami dengan komunitas peneliti serta berkontribusi untuk keberhasilan mereka kedepannya,” tuturnya.  

Sebagai bagian dari Cactus Communications, Editage telah mendukung lebih dari 35 ribu jurnal ilmiah dari penelitian di seluruh dunia. Lebih dari dua dekade, Editage telah menawarkan layanan pendukung editorial, terjemahan, dan publikasi untuk kepentingan penerbitan jurnal ilmiah dan sesuai standar global dan panduan penerbitan tingkat internasional.. “Editage berpotensi meningkatkan kesempatan publikasi penelitian akademis di jurnal bergengsi dunia hingga 24%. Editage banyak membantu penerbitan jurnal terbaik, di bidang kesehatan, ilmu hayat, fisika, dan ilmu sosial,” ungkap Director Marketing (Jepang & Korea) Cactus Communications, Makoto Yuasa. 

Editage telah menjadi pemimpin pasar sebagai penyedia layanan pendukung penerbitan ilmiah nomor satu di Jepang, Korea dan China. Sementara di Indonesia, Editage telah bermitra dengan sejumlah institusi pendidikan dan penelitian ternama di Indonesia seperti Universitas Airlangga, Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Diponegoro, Institut Teknologi Surabaya (ITS), Universitas Sumatera Utara, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Jurnal Kedokteran Indonesia. Editage pun berkomitmen untuk terus mengembangkan kemitraannya untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas penelitian akademis di Indonesia. 

Peserta yang hadir di Indonesia Research Summit
Panelis Jakarta (ki-ka): Makoto Yuasa (Editage), Prof. Agus Haryono (BRIN), Prof. Muryanto Amin (Univ Sumatera Utara), Prof. Juneman Abraham (Binus Univ.), Prof Anuraga jayanegara (IPB)
Press Conference
Tim Editage